Rabu, 23 November 2016

SENI RUPA



A.    Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Seni rupa adalah seni yang bisa dinikmati dan dihayati dengan indra penglihatan.
Berikut dua jenis fungsi :
1.      Fungsi individu
2.      Fungsi sosial budaya
Fungsi ini dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis :
a.       Bidang rekreasi, sebagai hiburan atau media rekreasi.
b.      Bidang komunikasi, sebagai media komunikasi dalam bentuk pesan estetika dan fungsional.
c.       Bidang pendidikan, sebagai media untuk memudahkan dalam menerima informasi pendidikan.
d.      Bidang keagamaan sebagai sarana estetika dan religius pada tempat suci serta pada lambang-lambang keagamaan.
Bentuk karya seni rupa ditampilkan dalam dua unsur, yaitu unsur fisikoplastis dan unsur ideoplastis.
1.      Unsur Fisikoplastis
Unsur fisikoplastis merupakan unsur fisik, yaitu adanya unsur garis, bidang, tekstur, gelap terang dan warna.
2.      Unsur Ideoplastis
Unsur ideoplastis merupakan unsur psikis atau jiwa yang memuat adanya unsur ekpresivitas, kreativitas dan estetis atau keindahan.
Berdasarkan kegunaannya, seni rupa modern dibedakan menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.
1.      Seni Rupa Murni (Fine Art)
Seni rupa murni merupakan cabang seni rupa yang mempunyai tujuan estetis, artistik dan ekspresi atau sebagai ungkapan hati seorang perupa.
 2.      Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan adalah cabang seni rupa yang menghasilkan karya seni terapan dengan kegunaan memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari.
Seni rupa terapan di Indonesia sangat beragam, baik dari segi bahan, bentuk, corak, alat dan teknik pembuatannya.
1.      Bentuk, Corak dan Warna
Bentuk, corak dan warna yang digunakan dalam karya seni kriya di wilayah nusantara mempunyai nilai simbolik. Hal ini dapat kita lihat pada bentuk candi, masjid, mode pakaian dan peralatan rumah tangga.
2.      Ragam Hias
Ragam hias adalah motif yang digunakan untuk menghias bidang dua dimensi atau tiga dimensi.
3.      Media (Bahan dan Alat)
Bahan yang digunakan dalam menciptakan karya seni rupa dibedakan menjadi tiga, yaitu bahan alam, bahan buatan dan bahan campuran.
a.       Bahan Alam
Bahan yang murni diambil dari alam, misalnya tanah liat, batu dan berbagai jenis logam (emas, perak, tembaga, timah, besi) serta pewarna alami.
b.      Bahan Buatan atau Imitasi
Bahan yang dibuat manusia, misalnya plastik, kertas, busa, beragam cat, kristal dan kaca.
c.       Bahan Campuran
Bahan campuran merupakan perpaduan antara bahan alam dan bahan buatan atau imitasi.
4.      Teknik Pembuatan
Teknik pembuatan disesuaikan dengan bahan yang digunakan.
a.       Teknik Cor (Cetak)
Teknik cor dapat dibuat dengan dua cara, yaitu teknik tuang berulang (bivalve) dan teknik tuang sekali pakai (a are Perdue).
 b.      Teknik Ukir/Pahat
Memahat dilakukan dengan mencukil, membuang atua mengurangi bahan dasarnya dengan membentu pola tertentu.
c.       Teknik Batik
Teknik membatik dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain nyorek atau membuat pola, pewarnaan dan nglorod atau meluruhkan malam.
d.      Teknik Membentuk
Teknik membentuk adalah cara pembuatan karya seni dengan beragam bahan, antara lain tanah liat untuk menghasilkan gerabah atau keramik. Teknik membentuk dilakukan dengan cara-cara berikut.
1)      Teknik pinching (pijit)
2)      Teknik coll (gulung)
3)      Teknik moulding (cetak)
4)      Teknik slab

B.       Sikap Apresiasi Terhadap Keunikan Gagasan Dan Teknik Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Mengapresiasi karya seni adalah berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu, menikmati dan menilai karya dengan semestinya. Dalam menilai seni rupa terapan di perlukan proses pemahaman apresiasi seni rupa secara utuh, yaitu dengan pengamatan, penghayatan terhadap karya, dan pengalaman berkarya seni sehingga dapat menumbuhkan rasa haru, sikap empati, dan simpati yang akhirnya berkemampuan menikmati, menilai dan menghargai seni apresiasi mempunyai tiga tingkatan. Berikut tingkatan-tingkatan dalam apresiasi :
1.      Apresiasi Empatik
Apresiasi empatik adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik hanya berdasarkan pengalaman. Apresiasi ini sering dilakukan oleh orang awan dan tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang seni.
 2.      Apresiasi Estetis
Apresiasi estatis adalah aprisiasi yangmenilai keindahan suatu karya seni secara mendalam.
3.      Apresiasi Kritis
Apresiasi kritis adalah apresiasi yang dilakukan secara ilmiah dan bersiaft keilmuan.
Dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni rupa terapan, kita dapat menerapkan aspek-aspek penilaian sebagai berikut :
1.      Aspek Ide atau Gagasan
Proses kreatif dalam dunia seni rupa timbul dari imajinasi menjadi kenyataan
2.      Aspek Penguasaan teknis
Teknik merupakan cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang nyata.
3.      Aspek Penguasaan bahan
Setiap bahan mempunyai sifat atau karakteristik sendiri-sendiri, misalnya tanah liat bersifat plastis dan besi bersifat keras.
4.      Aspek Kegunaan
Aspek kegunaan harus dipertimbangkan dalam penciptaan karya seni rupa terapan.
5.      Aspek Wujud ( Form)
Aspek wujud (from) berkenaan dengan prinsip-prinsip komposisi. Hal tersebut meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).
6.      Aspek gaya (corak)
Karya seni rupa merupakan karya individu.
7.      Aspek Kreatifitas
Kreatifitas bersangkutan dengan karya seni
8.      Aspek Tempat
Pertimbangan suatu karya akan ditempatkan sangat penting diperhatikan oleh seorang pencipta karya seni rupa terapan.

C.      Merancang Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Merancang benda kriya adalah membuat gambar rencana dari suatu benda kriya yang akan dibuat. Gambar rencana disebut juga dengan desain. Dalam merancang benda kriya, harus memperhatikan tiga hal, yaitu : bentuk dan estetika, teknik berkarya, dan fungsi praktis jika berupa karya terapan. Ketiga hal tersebut harus saling mendukung sehingga penikmat atau konsumen merasa nyaman dan aman dalam menggunakan benda kriya tersebut. Aspek yang harus diperhatikan dalam merancang kaya seni rupa terapan sebagai berikut.
1.      Aspek Fungsi
Karya seni rupa terapan yang kita rancang harus mempunyai nilai kegunaan karena sifat karya seni rupa terapan adalah dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Aspek estetika
Selain mempunyai nilai kegunaan, karya seni rupa yang kita rancang harus mempunyai sisi keindahan, yang dapat dinikmati juga sebagai karya seni.
3.      Aspek Ergonomis
Aspek ergonomis merupakan aspek kenyamanan. Karya seni rupa yang dirancang tidak hanya indah dan dapat digunakan, tetapi harus bisa digunakan dengan nyaman.
Kesatuan dari aspek-aspek diatas akan menampilkan sifat keserasian (harmonis) dan keseimbangan ( balance).
Berikut langkah kerja dalam merancang karya seni rupa terapan daerah
1.      Mengadakan Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan yang dilakuakn untuk mengamati secara rinci suatu objek yang akan dibuat. Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
a.       Pengamatan langsung adalah dengan mengamati benda secara langsung.
b.      Pengamatan tidak langsung adalah mempelajari gambar, buku, artikel, dan film dokumenter.
2.      Memahami Objek Melalui Sketsa
Hasil pengamatan dituangkan dalam gambar sketsa. Gambar sketsa dibuat secara proporsional.
3.      Menguasai Alat dan Bahan
Dalam membuat rencana karya, kita haru menguasai beragam alat dan bahan dalam merancang. Bahan yang digunakan dalam merancang karya seni rupa terapan adalah kertas gambar, kertas kalkir, dan milimeter blok. Sedangkan untuk pewarna dapat digunakan cat air dan tinta. Alat yang digunakan dalam merancang karya seni rupa terapan adalah beragam pensil, penggaris, busur derajat, jangka lengkap, kuas, palet dan papan sketsa.
4.      Menguasai Komposisi
Ketika merancang seni rupa terapan, kita harus menguasai komposisi. Perbandingan yang seimbang akan menghasilkan keserasian dalam nilai kegunaan, estetika dan kenyamanan sehingga karya seni rupa dapat di nikmati dan digunakan sesuai dengan fungsi dasarnya.

D.      Membuat karya seni rupa terapan daerah setempat
1.      Membuat dari bahan adonan
Bahan adonan pada awalnya bersifat lunak, tetapi dalam proses pembuatan akan mengeras, contohnya :
a.       Tanah Liat
b.      Pasir dan Semen
c.       Gibsum
2.      Membentuk dari bahan kayu
Kayu dapat di bentuk menjadi beragam karya seni terapan, seperti centong, nampan, kap lampu, asbak, dan perabot rumah yang lain.
3.      Membuat karya seni dengan teknik
Cetak tembus
teknik cetak banyak diterapkan dalam menghasilkan karya seni rupa terapan daerah nusantara, bahan dan alat yang digunakan adalah scpren (kain kasa), gelatine/seratine, comatine yaitu :
a.       Pembuatan desain
b.      Proses afdruf (klise)
c.       Proses mencetak
4.      Membentuk dengan Teknik Sambung
Teknik sambung disebut juga dengan teknik merakit. Berikut langkah pembuatannya :
a.       Siapkan bahan
b.      Potong bahan sesuai selera
c.       Sambungkan bahan dengan kawat atau benang
d.      Tambahkan hiasan dari berbagai bahan, misalnya bunga kering
e.       Beri pelitur atau warna




Tidak ada komentar:

Posting Komentar